Fiqih Untuk Menghadapi Orang - Orang Kafir Yang Melawan Dan Tagut
Fiqih Untuk Menghadapi Orang - Orang Kafir Yang Melawan Dan Tagut
Fiqih ini meliputi seluruh sisi kehidupan, lalu kenapa Al-Qur’an mencurahkan pandangannya pada pembahasan yang mungkin bisa dinamakan fiqih untuk menghadapi orang-orang kafir yang melawan? Allah Swt berfirman :
} وَلاَ تَهِنُواْ فِي ابْتِغَاء الْقَوْمِ إِن تَكُونُواْ تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللّهِ مَا لاَ يَرْجُونَ وَكَانَ اللّهُ عَلِيمًا حَكِيماً{
{ Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana} (An_nisa: 104), lalu kenapa mereka lari dari pertemuan dengan musuh pada peperangan selama kerugian ada pada kedua belah pihak? Bedanya kalian orang-orang mukmin mengharapkan apa-apa dari Allah Swt untuk kehidupan di akhirat, maka tidak ada kerugian bagi orang-orang mukmin, sedangkan mereka orang kafir tidak mengharapkan apa-apa dari Allah Swt kecuali azab yang pedih.
Dan Firman-Nya Ta’ala :
} وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأَبْصَارِ{
{Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!} (Al-Hasyr: 2).
Dan Firman-Nya Ta’ala:
}مَا كَانَ لأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُم مِّنَ الأَعْرَابِ أَن يَتَخَلَّفُواْ عَن رَّسُولِ اللّهِ وَلاَ يَرْغَبُواْ بِأَنفُسِهِمْ عَن نَّفْسِهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ لاَ يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلاَ نَصَبٌ وَلاَ مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَطَؤُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلاَ يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَّيْلاً إِلاَّ كُتِبَ لَهُم بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ إِنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ، وَلاَ يُنفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً وَلاَ يَقْطَعُونَ وَادِياً إِلاَّ كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ{
{Tidak pantas bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak pantas (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada (mencintai) diri Rasul. Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan di jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, kecuali (semua) itu akan dituliskan bagi mereka sebagai suatu amal kebajikan. Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan tidaklah mereka memberikan infak, baik yang kecil maupun yang besar dan tidak (pula) melintasi suatu lembah (berjihad), kecuali akan dituliskan bagi mereka (sebagai amal kebajikan), untuk diberi balasan oleh Allah (dengan) yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan} (At-Taubah: 120-121},
oleh sebab itu, mengapa mereka mundur (dari perang) dan tidak taat, serta lalai dari menjalankan ketaatan kepada Allah Swt berupa jihad perang, pengorbanan harta, dan kenapa pula mereka berprasangka buruk kepada Allah Swt, hal-hal itulah yang menimpa umat mukmin pada umumnya ketika diminta dari mereka pelaksanaan kewajiban dari masalah hak-hak Syari seperti khumus, zakat dan yang sejenisnya?
Dari ayat-ayat mengenai fiqih dalam melawan orang-orang kafir adalah
}ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُواْ كَذَلِكَ حَقّاً عَلَيْنَا نُنجِ الْمُؤْمِنِينَ{
{Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beri-man, demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang yang beriman} (Yunus: 103).
Dan Al-Qur’an pun memiliki ayat-ayat yang penuh berkah seperti ayat-ayat yang terkandung didalam surat Muhammad. Jikalau Anda mampu meresapinya, maka anda seakan-akan sedang memindahkan ruh, pikiran, hati dan jiwa anda pada zaman yang penuh keberuntungan dan kebahagiaan dari segenap kehidupan manusia (yakni di zaman Rasulullah saww), dan juga Anda bisa membayangkan bahwa Anda berada di tengah-tengah orang-orang mukmin di sekeliling Rasulullah saww, yang mana mereka mengalami masa kesulitan di awal-awal risalah kenabian, ketika mereka dalam kondisi yang minoritas dan lemah, disisi lain pihak Quraisy mencela dan menghinakan mereka dengan penyiksaan yang seburuk-buruknya, sampai di mana suatu masa kaum Quraisy musyrik pun merangkak mengalami kondisi lemah dan berputus asa ketika terjadi peristiwa perang Al-Ahzab, di mana di sana pemimpin peperangan di tangan Rasulullah saww langsung, kemudian bersambung kemenangan umat Islam pada peristiwa Futuh Hudaibiah sampai Futuh Khaibar dan Futuh Mekah dan Thoif , kemudian ke wilayah Yaman dan seluruh jazirah, dan Anda bisa bayangkan di zaman itu, Anda berada di sana dan turun kepada anda percakapan Al-Qur’an yang Adzim dari sisi Tuhan , Rab, Pengatur segala urusan Anda dan Pencipta langit dan bumi secara langsung, anda bisa lihat ayat-ayat berikut ini :
}بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ، وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ، ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِن رَّبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ، فإذا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إذا أَثْخَنتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنّاً بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاء حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاء اللَّهُ لانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِن لِّيَبْلُوَ بَعْضَكُم بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ، سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ، وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ، وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْساً لَّهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ، ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ، أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأَرْضِ فَيَنظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا، ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لا مَوْلَى لَهُمْ، إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَّهُمْ، وَكَأَيِّن مِّن قَرْيَةٍ هِيَ أَشَدُّ قُوَّةً مِّن قَرْيَتِكَ الَّتِي أَخْرَجَتْكَ أَهْلَكْنَاهُمْ فَلا نَاصِرَ لَهُمْ، أَفَمَن كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ كَمَن زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ{
{Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menghapus segala amal mereka. Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan kebajikan serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad; dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka; Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka. Yang demikian itu, karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil (sesat) dan sesungguhnya orang-orang yang beriman mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Maka apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir (di medan perang), maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kamu telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka, dan setelah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai. Demikianlah, dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan mereka, tetapi Dia hendak menguji kamu satu sama lain. Dan orang-orang yang gugur di jalan Allah, Allah tidak menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi petunjuk kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka, dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka. Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala amalnya. Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur’an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka. Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang-orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa itu. Yang demikian itu karena Allah pelindung bagi orang-orang yang beriman; sedang orang-orang kafir tidak ada pelindung bagi mereka[1]. Sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan; dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka. Dan betapa banyak negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang pun yang menolong mereka. Maka apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Tuhannya sama dengan orang yang dijadikan terasa indah baginya perbuatan buruknya itu dan mengikuti keinginannya?} (Muhammad: 1-14),
}وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ{
{Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik} (An-Nur: 55).
Selain itu perlu juga kita waspadai usaha orang-orang munafik yang menelantarkan dan meninggalkan orang-orang mukmin dari perlawanan melawan musuh, bahkan mereka mencela dan mencemooh orang-orang mukmin dari sisi kurangnya dan lemahnya media dan peralatan untuk perlawanan, sebenarnya mereka tidak sadar dan lupa mengenai kekuatan yang terpendam pada jiwa orang-orang mukmin, dan yang paling utamanya adalah keterikatan jiwa mereka dengan Allah Swt, maka dengarkanlah ayat berikut :
}إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَؤُلاء دِينُهُمْ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ فإن اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ{
{ (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.” (Allah berfirman), “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”} (Al-Anfal: 49).
Dan termasuk dalam pembahasan ini – yakni fiqih dalam menghadapi kafir yang melawan – adalah masalah janji-janji Ilahi kepada orang-orang mukmin berupa kemenangan, pertolongan, dan pewaris bumi ini, akibat yang terbaik untuk mereka, sesungguhnya Allah Swt selalu bersama mereka, turunnya malaikat kepada mereka dengan membawa ketenteraman dari Tuhannya, terangkatnya rasa takut dan kesedihan pada diri orang-orang mukmin, perdagangan dan jual beli dengan Allah, di mana Allah Swt membeli jiwa dan harta mereka dan balasannya adalah surga, begitu juga Allah Swt melipat gandakan pinjaman orang-orang mukmin dalam infak di jalan-Nya, dan masih banyak lagi yang lainnya, kita cukupkan dalam contoh singkat tersebut.
Sesuatu hakikat besar yang Al-Qur’an telah mengukuhkannya adalah keberadaan pertolongan dan kemenangan orang-orang mukmin atas musuh luar – orang kafir yang melawan - yang di mana hal itu cabang dari pertolongan dan kemenangan atas musuh dalam jiwa berupa nafsu amarah dan keburukan yakni godaan setan. Anda bisa melihat bahwa ketika orang-orang mukmin mendapatkan kekuasaan di muka bumi dan mendapatkan warisan bumi beserta isinya, maka Al-Qur’an menjadikan hal tersebut sebagai langkah pertama dalam usaha perbaikan inti dan pelaksanaan metode Ilahi atas jiwa manusia, Allah Swt berfirman:
}وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ، وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَنُرِي فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُم مَّا كَانُوا يَحْذَرُونَ{
{ Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka} (Al-Qasas: 5-6), maka langkah pertama, Al-Qur’an menjadikan aimmah (kepemimpinan) sebagai pembersih dzat jiwa mereka (dari segala tujuan selain Allah Swt), di sini Al-Qur’an menegaskan bahwa tidak ada nilainya sedikit pun bagi pertolongan dan kemenangan atas orang-orang kafir yang melawan jikalau hal itu tidak disertai dengan kemenangan atas setan di dalam jiwa mereka dan ikhlas dalam beramal untuk Allah Swt semata, karena sesungguhnya amal perbuatan jikalau tidak ditujukan untuk keridaan Allah Swt, maka mereka tidak ada bedanya dengan orang-orang kafir, dan keduanya adalah ahli dunia dan tidak adanya bagian kebahagiaan bagi keduanya di akhirat.
Misalnya ketika peristiwa sekelompok orang-orang muslim dalam kekalahan di perang Uhud dan kerugian yang sangat menyakitkan diderita oleh mereka , Allah Swt mengatakan kepada mereka :
}إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْاْ مِنكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ{
{sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau)} (Ali Imran: 155), kekalahan mereka disebabkan segolongan dari mereka yang ingin mengambil keburukan (Tamak dengan ganimah), dan sebaliknya Allah Swt berfirman:
}إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ{
{Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu} (Muhammad: 7), maka pertolongan dan kemenangan dari Allah Swt itu adalah melalui ketaatan orang-orang mukmin kepada-Nya, karena jikalau tidak maka Dia adalah Maha Kaya dari segala sesuatu (tidak memerlukan ketaatan dan kemenangan kita, akan tetapi kitalah yang memerlukannya, karena kalau tidak taat akibatnya pun yakni berupa kekalahan kembali kepada kita , dan Allah Swt tidak merugi akan hal itu), dan ayat tersebut di dahului dengan :
}وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ{
{Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman} (An-Nur:55), dari sanalah Rasulullah saww mengatakan kepada pasukan mujahidin Islam yang kembali dari peperangan dengan sabdanya:
)(مرحبا بكم، قضيتم الجهاد الأصغر وبقي عليكم الجهاد الأكبر. قيل: وما هو يا رسول الله؟ قال: جهاد النفس)(
((Selamat untuk kalian semua yang telah melaksanakan jihad kecil, dan tersisa atasmu jihad akbar (besar), lalu ditanyakan kepada Rasul saww: apakah itu ya Rasulullah saww? Rasul saww menjawab: Jihadunnafs (Jihad mengendalikan diri))[2].
[1] Ayat ini merupakan sebuah bingkai umum untuk orang-orang mukmin dalam melawan mereka (orang-orang kafir yang melawan) , bagi orang-orang mukmin Allah Swt lah maula yang memerhatikan mereka, dan mengurusi tarbiah mereka, kebahagiaan dan kebaikan mereka, sedangkan orang-orang kafir tidak memiliki maula, akan tetapi maula mereka adalah setan yang lemah yang lari ketika orang-orang kafir berhadap-hadapan dengan orang mukmin dan menelantarkan mereka, seperti dalam ayat :
}وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَّكُمْ فَلَمَّا تَرَاءتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ إِنِّيَ أَخَافُ اللّهَ وَاللّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ{
{ Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu.” Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu; aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya} (Al-Anfal: 48).
[2] Al-Kāfi:5/12, bab: Wujuh al-Jihad.