Pentingnya Kembali Pada Al-Qur’an

| |times read : 368
  • Post on Facebook
  • Share on WhatsApp
  • Share on Telegram
  • Twitter
  • Tumblr
  • Share on Pinterest
  • Share on Instagram
  • pdf
  • Print version
  • save

Pentingnya Kembali Pada Al-Qur’an

          Apakah dari pembahasan yang telah disebutkan di atas  kita masih memerlukan penjelasan tambahan untuk mendorong kita kembali kepada Al-Qur’an dan kehidupan kita untuk berada dalam naungannya?,  dan apakah ada di antara  kita yang masih tidak sadar betapa besarnya kerugian yang telah menimpa kita karena jauhnya kita dari Al-Qur’an? Oleh sebab itulah maka suatu kelaziman bagi kita seluruhnya kembali pada Al-Qur’an, sebagai orang yang bertobat, menyesali apa yang telah kita lalui tanpa Al-Qur’an, dan memohon kepada-Nya supaya kita kembali  kepada imam kita dan hidayah di atas jalan menuju  Allah Swt, dan kita pun wajib untuk memikirkan dan mencari cara untuk mengeluarkan kitab Al-Qur’an ini dari kesendirian dan keterasingannya dari umat selama ini, dan mengaktifkannya di dalam wilayah kehidupan masyarakat sehari-hari.

          Bisa saja Anda mengatakan bahwa: pengaktifan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan melalui apa-apa yang biasa kita lihat, yakni dengan banyaknya kumpulan pengkajian Al-Qur’an dan penghafalannya, pembacaan yang sesuai dengan tajwid, penjelasan kaidah-kaidah tajwid dan penulisannya.

          Saya melihat, dengan segala penghormatan dari beberapa usaha yang telah disebutkan di atas , akan tetapi perhatian tersebut hanyalah pada wilayah kulitnya saja, sedangkan yang lebih penting dari itu adalah isi dan kandungan Al-Qur’an, karena lafaz adalah wadah atau alat untuk menghubungkan pada makna, dan kulit itu adalah untuk menjaga makna (yakni intinya) dan alat untuk memindahkan makna pada benak manusia, maka apakah cukup perhatian kita pada kulit dan meninggalkan isi kandungannya? Yang diperlukan di sini adalah kembali pada ruh Al-Qur’an , isi kandungannya, makna-maknanya, pemikirannya, dan pandangan-pandangannya, walaupun tidak bisa kita pungkiri bahwa tahapan awal dari itu semua adalah perhatian kita pada tilawah, makrifat terhadap makna-makna lafaz Al-Qur’an, serta pengaplikasian kaidah-kaidah bahasa arab terhadap pelafalan huruf-hurufnya.