Perhatian Nabi Saww dan Ahlulbaitnya as Terhadap Al-Qur’an

| |times read : 360
  • Post on Facebook
  • Share on WhatsApp
  • Share on Telegram
  • Twitter
  • Tumblr
  • Share on Pinterest
  • Share on Instagram
  • pdf
  • Print version
  • save

Perhatian Nabi Saww dan Ahlulbaitnya as Terhadap Al-Qur’an

          Sungguh Ahlulbait as sangat menaruh perhatian lebih pada Al-Qur’an sampai – sampai Imam Sajjad as berkata :

))لو مات من بين المشرق والمغرب لما استوحشت بعد أن يكون القرآن معي((

((Jikalau seluruh makhluk di timur dan di barat itu mati, aku tak akan merasa kesepian setelah ada Aquran bersamaku))[1].

          Allah Swt telah memerintahkan Rasulullah saww untuk membaca Al-Qur’an secar perlahan-lahan: {وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً} {dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan} (Al-Muzammil: 4), dan juga Dia memerintahkan Rasul saww juga untuk bersiap sedia dalam melaksanakan kewajibannya menegakkan salat nafilah malam, Dia Berfirman:

}إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلاً ثَقِيلاً، إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئاً وَأَقْوَمُ قِيلاً{

{Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu, Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan} (Al-Muzammil: 5-6),  tidak hanya Rasulullah saww sendiri yang membaca Al-Qur’an untuk dirinya, akan tetapi Rasul saww meminta Abdullah bin Mas’ūd untuk membacakannya di depan dirinya saww, akan tetapi pada awalnya Abdullah meminta maaf kepada Rasul saww untuk tidak membacanya, dan berkata kepada Rasul saww: Sesungguhnya Al-Qur’an itu turun kepadamu wahai Rasulullah saww , dan Anda ingin mendengarkan Al-Qur’an dariku (bagaimana hal itu bisa terjadi?), kemudian Rasulullah saww menjawab: Aku senang mendengarnya darimu, kemudian (karena permintaan Rasul saww) Abdullah bin Mas’ūd membacakan Al-Qur’an di depan Rasul saww, tak lama kemudian terlihat Rasul saww mencucurkan air matanya.

          Rasulullah saww menginginkan demikian karena beliau saww sendiri ingin seluruh anggota badannya merasakan (keindahan) Al-Qur’an baik dari matanya, telinganya, hatinya, lidahnya, walaupun Rasul saww sendiri pun mengetahui bahwa seluruh anggota tubuhnya memiliki jalannya sendiri-sendiri untuk mendapatkan makrifat dari Al-Qur’an, maka Rasul saww menginginkan – walaupun dia saww adalah makhluk yang paling sempurna – untuk lebih menyempurna dari segala sebab-sebab yang ada padanya, seperti halnya yang disebutkan di dalam hadis secara makna yang mengatakan bahwa barang siapa yang hilang perasaannya – atau salah satu panca inderanya - maka dia telah hilang pengetahuannya, dari sanalah Rasul saww menginginkan untuk memanfaatkan pengetahuan Al-Qur’an dari jalur seluruh anggota badannya, oleh sebab itu juga suatu hal yang mustahab untuk membaca Al-Qur’an dengan suara yang enak didengar. Selain daripada itu banyak keutamaan dalam membaca Al-Qur’an seperti pahala yang besar, begitu juga pahala diamnya kita  untuk mendengar Al-Qur’an dan melihat mushaf serta menghafal Al-Qur’an walaupun hanya untuk bacaan salat, yang mana secara terperinci hal ini akan dibahas insya Allah dalam pembahasan sekumpulan hadis syarifah.

          Rasulullah saww selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an, Beliau saww membaca surat Ar-Rahman di depan umat Islam pada waktu itu, dan mereka diam menyimaknya dengan baik, kemudian Rasul saww bersabda : Sungguh aku telah membacakannya untuk kaum jin , dan mereka lebih baik dalam menyimaknya daripada kalian, kemudian mereka berkata: bagaimana hal itu bisa terjadi ya Rasulullah ? Rasul saww bersabda : Mereka  setiap saya bacakan ayat :

{فَبِأَيِّ آلاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ} { Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?} (Ar-Rahman:13), mereka berkata: Tidak, tidak satu pun dari kenikmatan dari - Mu, Ya Rabb,  kami dustakan,  dan jikalau dibacakan ayat : {أَلَيْسَ ذَلِكَ بِقَادِرٍ عَلَى أَن يُحْيِيَ الْمَوْتَى} {Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?} (Al-Qiyamah:40), Rasulullah saww bersabda: betul, Maha Suci Engkau Ya Allah, karena Rasul saww mendengarnya dari Allah Swt secara langsung. Dan akan disebutkan kemudian mengenai kisah Imam Kadzim as yang membacakan Al-Qur’an seakan-akan sedang berbicara di depan manusia.

 Ketika Rasulullah saww membacakan surat Az-Zumar di depan seorang pemuda yang tulus hatinya, bersih jiwanya lalu sampai pada ayat: {وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَراً} {Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan} (Az-Zumar:73}, pemuda tersebut menarik nafas sedalam-dalamnya dan menghembuskan nafas terakhirnya. Dan Ketika Rasulullah saww membacakan surat Hal ata alalinsān hinum minaddahr yang telah turun sebelumnya kepada Rasul saww, didepannya ada seorang pemuda berkulit hitam, dan ketika sampai pada bagian penyebutan sifat-sifat surga, dia menghembuskan nafas dan meninggal dunia, kemudian Rasulullah saww bersabda: Kecintaan kepada surgalah yang telah mengeluarkan jiwanya dari tubuhnya, maka merekalah yang Ayat Al-Qur’an sifatkan dengan :

}الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ أُوْلَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمن يَكْفُرْ بِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ{

{ Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.}. (Albaqarah: 121).



[1] Al-Kāfi: 2/602.