Bangkitkan Kecintaan Pada Tanah Air dalam Hati dan Pikiran Anda

| |times read : 365
Bangkitkan Kecintaan Pada Tanah Air dalam Hati dan Pikiran Anda
  • Post on Facebook
  • Share on WhatsApp
  • Share on Telegram
  • Twitter
  • Tumblr
  • Share on Pinterest
  • Share on Instagram
  • pdf
  • Print version
  • save

Dengan Nama-Nya

Bangkitkan Kecintaan Pada Tanah Air dalam Hati dan Pikiran Anda

Rabu, 26/zulhijjah/1437

Sesuai dengan tanggal 28/9/2016

 

            Yang mulia Marja‘ Dīnī Syeikh Muhammad Yaqubi (dāma ẓilluhu) mengajak kepada rakyat Irak umumnya dan para pemuda khususnya untuk menguatkan cinta pada tanah air dan menanamkan hal itu didalam hati dan pikiran mereka, dan bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang sengaja melemahkan ruh kecintaan pada bangsa dan tanah air, memecah belah, merobek dan menghancurkan keutuhan negara, bahkan boleh jadi sebagian dari mereka telah menjual negara ini atau negara lainnya demi mendapatkan bagian harta sebagai sebuah pengkhianatan mereka kepada tanah air dan bangsanya sendiri.

            Yang mulia Marja‘ Syeikh Yaqubi dalam pertemuannya dengan sejumlah besar para pelajar agama dan pemuda mengatakan : Kita harus sadar dan waspada terhadap upaya penghapusan rasa patriotisme dan cinta kita pada tanah air, begitu pula waspada terhadap adanya upaya untuk menjadikan kecenderungan dan fanatisme agama, kesukuan, etnis, geografis dan hubungan kekerabatan serta perkauman untuk mengikis identitas nasional dan bangsa dengan  menyibukkan bangsa ini kedalam konflik marjinal, fragmentasi dan perpecahan, dan hal ini dilakukan untuk memudahkan mereka dalam menguasai dan mengendalikan bangsa ini demi mencapai kepentingan pribadi dari beberapa pemimpin dan panglima perang, dan juga untuk mencapai tujuan dan misi para tuan-tuan mereka yang bermusuhan dengan kehendak dan kemaslahatan rakyat dan negara.

            Sesungguhnya kita  ini termasuk orang-orang yang beragama, akan tetapi kita  tidak memandang kecenderungan beragama dan bermazhab atau berbangsa bisa menghapuskan kecintaan seseorang pada tanah air, karena agama tidak berdiri kecuali diatas sebuah negara dan tanah air yang menyediakan tempat berlindung dan perlindungan baginya, seperti halnya apa yang bisa kita lihat didalam sejarah, bahwa Islam ketika belum memiliki negara dan tanah airnya di awal-awal periode Islam, orang-orang muslim sangatlah minoritas, lemah, terzalimi dan teraniaya (Dan ingatlah ketika kamu (para Muhajirin) masih (berjumlah) sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), dan kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur)) (Al-Anfal:26), dan ketika Nabi saww berhijrah ke kota Yaṡrib lalu setelah  dikuasai islam, kota tersebut menjadi tanah air dan negara bagi orang-orang muslim, dan diganti namanya menjadi Madinah Rasulullah saww, maka berdirilah bagi islam sejak itu sebuah negara, entitas dan kekuatan yang melebarkan sayapnya sampai ke semenanjuang jazirah arab seluruhnya yang  meliputi wilayah timur dan barat, maka dari itu, rasa kebangsaan dan cinta tanah air  tidaklah bertentangan dengan kandungan ajaran agama, bahkan sebaliknya, rasa cinta tersebut justru memuliakan keluhuran agama dan mendukungnya, seperti yang  telah diriwayatkan dari Amirulmukminin as sebuah hadits mulia yang berbunyi : ((Negara dimakmurkan dengan kecintaan kepada tanah air))[1] , diriwayatkan pula dari Imam Ali as : ((Dari kemuliaan seseorang adalah kerinduannya kepada tanah air))[2], dan sabdanya as juga didalam kitab Safīnah al-Bihār : ((Cinta tanah air sebagian dari iman))[3].

            Perhatikanlah! Bagaimana seseorang yang tidak memiliki tanah air bisa melemahkan pihak lainnya dalam kecintaan kepada negaranya, kita dapat melihat bahwa dengan identitasnya yang palsu, fitrahnya yang telah menyimpang, serta prinsip-prinsip yang benar telah ditinggalkannya, dia menanggalkan dirinya dari kecintaan pada tanah air dan menjauhi dari pengkhidmatannya kepada rakyat.

Mencintai tanah air adalah perkara yang fitrah, bahkan hewanpun memiliki naluri ini, dan bagaimana kiranya bagi manusia yang memiliki akal dan pengetahuan? Sebagai contoh, beberapa ikan yang hidup di Atlantik Utara bermigrasi ribuan kilometer ke arah selatan, kemudian bertelur dan kemudian mati. Ikan yang baru keluar dari telurnya kembali ke tanah asalnya dengan jalur yang sama yang telah dilalui induk mereka, meskipun ikan-ikan baru itu tidak mengetahui sebelumnya jalan tersebut, bahkan belum melihat indung mereka sekalipun.

Seorang pedagang biji-bijian telah menceritakan kepada saya pribadi bahwa ada biji-bijian bernama hurtumān  yang menjadi makanan sebagian burung yang tumbuh di daerahnya, harga sekilo dari biji-bijian tersebut 200 dinar, ditemukan juga biji-bijian jenis serupa di daerah lainnya yang bertetanggaan, dengan harga perkilo 100 dinar, darisanalah dia membeli sejumlah biji-bijian yang ada di daerah tetangga tersebut dengan maksud bisa menghasilkan untung, akan tetapi ketika diberikan pada burung-burung di daerahnya, dia terkejut karena burung-burung tadi tidak memakannya dan menghindarinya, burung-burung itu tidak memakan kecuali biji-bijian yang ada di daerahnya sendiri.

Saya mengambil pelajaran akan pentingnya sebuah cinta, setia pada tanah air dan rakyatnya dari cerita ini, maka belajarlah wahai para pemimpin negeri, terkhusus kepada sebagian pemimpin negeri ini yang mana mereka telah meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik, dan juga kepada mereka yang tidak amanah pada negeri dan Tuhannya.

 



[1]Tuhaf al-‘Uqūl :207, Bihār al-Anwār :45/75.

[2]Kanz al-Fawaid lilkarājiki :24, Bihār al-Anwār :71/264.

[3]Amal al-Āmal:1/11, Al-Anwār An-Nu‘māniah :2/170.